PENGERTIAN TILAWATIL QUR'AN (NAGHOM)
Naghom adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yang artinya lagu/irama. Populernya istilah Naghom berasal dari para Qori’/ para Syech/ dari Mesir yang pernah mengajarkan ilmunya di Indonesia pada tahun 1973.
Kata naghom yang akhirnya kemudian dirangkai dengan Al-Qur’an menjadi Naghom Al-Qur’an yang artinya melagukan Al-Qur’an, bisa juga disebut dengan Tahsin As-Shout dalam membaca Al-Qur’an (membaguskan suara dalam membaca Al-Qur’an). Naghom adalah khusus untuk tilawah Al-Qur’an, kemudian di Indonesia terkenal dengan sebutan Seni Baca Al-Qur’an.
Kata Naghom memiliki arti yang sama dengan kata Talhin atau Lahn dan Taronnum atau Tarnim yang dalam bahasa Arab disebut dengan Murodif atau Sinonim. Namun ketiga istilah ini (naghom, talhin, dan taronnum)
sama-sama menunjukkan vocal suara yang bernada seni yang indah dan
sama-sama digunakan untuk istilah “Seni Baca Al-Qur’an”, seperti sebutan
Naghom Al-Qur’an, Talhin Al-Qur’an, dan Taronnum Al-Qur’an.
Dalam hal ini para pakar Dzawil Ashwat
(memiliki suara indah) seperti Abduh As-Shu’udi,Azro’I Abd Rouf dan
Mukhtar Luthfi Al-Anshory mempertegas pengertian istilah-istilah
tersebut, yaitu :
Naghom, ialah vocal suara indah tunggal (tanpa diiringi alat musik), dan tidak terikat dengan not balok serta khusus dipergunakan untuk Tazyin As-Shout bi tilawah Al-Qur’an
Talhin, yaitu vocal suara indah dan tunggal yang “arobiyy Al-Qur’an, namun ada yang terkait dengan not balok, sehingga dipergunakan juga untuk selain Al-Qur’an, seperti Qoshidah, Nasyid dan lain-lain.
Taronnum, ialah vocal suara indah Al-Qur’an, namun suara ini ada juga yang mempergunakan alat musik, sehingga banyak terkait dengan not balok. Di sinilah timbul istilah Tawsyich bagi orang yang mempelajari Seni Baca Al-Qur’an (taronnum Al-Qur’an), karena kebanyakan tawsyich itu terikat dengan not-not yang telah tersusun..
Naghom adalah program materi tilawah bagi para Dzawil Ashwat. Sedangkan Tilawah adalah merupakan program utama dan menjadi ciri khas Komunitas H.O.T. (house of tilawah al-Qur’an) yaiyu program pelatihan khusus membentuk santri/para peserta kursus naghom menjadi seorang Qori’ yang mampu membaca Al-Qur’an dengan lagu dan irama yang baik dan benar.
Adapun
arti Seni adalah sebagian dari rasa indah yang lahir dari dalam rohani
manusia. Manusia dapat menciptakan sesuatu karena kemauan, dan kemauan
itu timbul karena daya paduan antara rasa rohaniyah manusia dan
pikirannya sebagaimana disebutkan dalam ilmu jiwa. Ilmu jiwa membagi
rasa dalam dua bagian yaitu, rasa indera dan rasa rohani. Sedangkan rasa
rohani terbagi lagi dalam rasa agama, rasa etika, rasa estetika, rasa
intelek, rasa rasional, dan rasa diri sendiri.
Dalam
pembagian diatas kita dapati bahwa ahli ilmu jiwa meninjau
pembagiaannya yang ada pada diri manusia dari segi rasa, rasa indera,
dan rasa rohaniah. Golongan filsafat menyatakan bahwa diri manusia itu
terdiri dari kepribadian. Kepribadian adalah kualitas keseluruhan dari
diri seseorang, baik rasa, karsa maupun cipta yang mencakup segala hal
yang menjadi tenaga pendorong, seperti hasrat, kemauan, rasa dan segala
hal yang ada hubungannya dengan persoalan-persoalan yang bersifat
keharuan, baik senang maupun susah.
Selanjutnya
cipta merupakan kegiatan yang ditimbulkan oleh kekuatan akal pikiran
dalam mengadakan sesuatu. Kalau kita perhatikan, pada hakekatnya
pendapat tersebut banyak persamaannya. Yaitu bahwa diri manusia dihiasi
oleh sifat-sifat seni, karena pada diri manusia ada sifat menyenangi dan
haru terhadap sesuatu yang indah. Hal ini sudah menjadi instink yang
telah diberikan oleh Allah SWT kepada manusia, sesuai dengan firman-Nya :
“Dijadikan
indah pada pandangan manusia kecintaa kepada apa-apa yang diingini
yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang ternak, sawah lading, itulah kesenangan di
dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” QS Ali Imron 14